Jejak Aksara Jejak Sejarah...

Detik yang terlewati oleh manusia merupakan anugerah Tuhan yang tak akan mungkin bisa terulang, berputar atau mundur. Detik yang terlewati oleh manusia bagaimanapun adalah sebuah jejak hidup setiap manusia. Kita sering lupa akan jejak kita yang oleh kita sendirilah ia tercetak. Aku takut ia terus mengabur tanpa bekas dan sisa akan keberadaannya. Aksaralah yang membuat dia 'kan tetap ada. Untuk diingat, dipelajari, dikenang ataupun sekedar nostalgia sejenak...

Nama:
Lokasi: Jakarta, Indonesia

Senin, Januari 29, 2007

Dunia adalah sebatas dimensi yang ada dalam pikiran kita. Nilai, cita, rasa dan persepsi saling berangkaian membentuk batas-batas imajinatif namun terasa nyata. Masing-masing dari kita mempunyai dunia yang sangat bisa berbeda dengan individu yang lain. Itu semua berdasar dari unsur-unsur yang mereka punyai sebagai dasar pemikirannya. Namun itu adalah dunia mikro yang eksis dan hanya merupakan bagian yang sangat kecil dari dunia makro, dunia yang telah Ia ciptakan. Dunia makro adalah dunia yang menjangkau semua dunia mikro tanpa memandang keberbedaan yang terjadi di dunia mikro. Di dalamnya semua saling berkaitan, bergandengan dan berpaduan.
Kita, manusia, hanya bisa menjangkau dunia mikro saja. Tidak ada kemampuan dari kita untuk menyentuh keseluruhan bagian pada dunia makro. Karena ketidakmampuan itulah kita bisa menjadi picik dengan menganggap dunia selain dunia kita adalah salah. Bukankah kita semua berasal dari hal yang Satu? Bila kita berasal dari satu sumber, pastilah kita adalah unsur yang sama. Komposisi, naluri, nurani dan bahkan nafsu yang sama.
Seandainya nih ya, semua perbedaan bisa dirangkai dengan benang-benang cinta, bisa saja sedikit misteri dari dunia makro bisa kita ungkap bersama. Beberapa langkah kita lebih mengenal Dia.


Wahidin 1
30 Januari 2007
10:10

Label:

Selasa, Januari 23, 2007

Ketika kusadari sudah
Ada ruang di hatiku yang kau sentuh
Dan ketika kusadari sudah
Tak selalu indah cinta yang ada

Mungkin memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Adakah ku singgah di hatimu
Mungkinkah kau inginkan adaku
Akankah ku sedikit di hatmu
Bilakah ku mengganggu harimu
Mungkin kau tak inginkan adaku
Adakah ku sedikit di hati

Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hatiku

Bila cinta kita takkan tercipta
Kuhanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku oh singgah di hatimu
Dan bilakah kau tahu
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hati
Akankah ku di hatimu


untitled
-maliq & the essential-

well, lagu itu sepertinya bakalan jadi lagu evergreen yang enak didengerin sampai kapan aja. Aku yakin banget kalau lirik lagu ini ngena banget buat yang mengalami percintaan, terutama yang berujung sad-ending.
“bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumiliki”
ketika suatu kekuatan gaib telah datan ke kita, ketika itulah ada perubahan yang kita alami. Pintu ruang kosong yang tersedia di hati kita tiba-tiba terketuk. Entah siap atau tidaknya kita, suara ketukan itu memancing gaung yang akan menyentuh di tiap milimeter dindingnya.
“ketika kurasakan sudah
ada ruang di hatiku yang kau sentuh”
ah, perasaan cinta tak ada habisnya untuk diangkat, entah itu dipuja, dicaci, ditangisi dan bahkan ditertawai. Terlepas dari itu semua, kita selalu bertanya-tanya, awalnya, bagaimana perasaan dia kepada kita. Bayang-bayang dia selalu menghantui pikiran kita. Sekalipun itu maya, dengan dorongan cinta, ilusi itu serasa nyata. Berbagai ide direalisasikan dengan tujuan untuk mendapat kesan dari dia. tentu saja kita harapkan kesan yang menarik. Tetap saja kita tak bisa berhenti bertanya apakah kita telah terpatri di dalam pikirannya, sebagaimana dia pada kita.
“adakah ku singgah di hatimu
mungkinkah kau inginkan adaku
adakah ku sedikit di hatimu”
kadang-kadang, kita nggak sadar kalau apa yang kita tunjukkan ke dia itu berliebihan. Justru buat dia bete, bukannya senang. Kembali kita interview diri kita sendiri tanpa kita jawab dengan benar. Segala harapa kita pinta supaya dia, setidaknya, menganggap kita ada.
“bilakah ku mengganggu harimu
mungkin kau tak inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu”
yah, ternyata cinta pun bisa bertepuk sebelah tangan, contohnya, orang yang kita sayangi telah menitipkan hatinya untuk pada orang lain. Apakah kita akan merebutnya dengan paksa? Bisa saja kita menang dan bahagia karena relah mendapatkan cia tapi apakah sejahat itukah cinta sehingga melegalkan sebuah pencurian? Selain itu kita tak bisa terjamin untuk tidak direbut oleh orang lain.
“bila cinta kita takkan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
adakah diriku oh singgah di hatimu
dan bilakah kau tahu
kaulah yang ada di hatiku”
love is not talking bout win or lose. But it talks about passion, understanding, willingness, favour and lack of ego.


Cikini 23 januari 2007
23:32


nb : thank you, because i felt a love again

Label:

Rabu, Januari 17, 2007

Coba untuk ulangi apa yang terjadi
Harap 'kan datang lagi
Semua yang pernah terlalui
Bersama alam menempuh malam
Walau tak pernah ada kesempatan
Terjebak dalam jerat mengikat
Namun tekad nyatakan bebas

Temukan diri di dalam dunia
Tak terkira...
Semua mati dan menghilang
Terlalu pagi temukan arti

Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa

Temukan diri di dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang


tuh lagu dari pure saturday, judulnya 'kosong'. ugh, tuh lagu udah lama banget rilisnya. kira2 tahun 1996. tapi mpe sekrang tuh lagu masih, bisa dibilang, anthem buat aq. arti liriknya.................ah, baca ndiri aja. entepretasi masing2 orang kan beda2. buat aku, ntah kenapa, aq ngerasa aq pernah (sedang) berada dalam kondisi seperti yang ada di lirik itu. ketika aq ingin menjadi atau meraih apa yang aku inginkan, namun ada hal yang membelenggu untuk tetap berdiri di tempat atau bahkan sampai harus mundur. tapi susah untuk menjadi munafik, terutama pada diri sendiri. " Terjebak dalam jerat mengikat/Namun tekad nyatakan bebas"

apa yang aku jalani adalah tanggung jawab dan akibat dari apa yang aku lakukan atau yang terhaji di masa lalu. "kita di sini
adalah hasil perbuatan kita di masa lalu", kira2 seperti itu sepotong dialog dari film RUANG, ngena bgt buat aq. kondisi ini mengharuskan aq untuk berada di dunia ini., entah aq lagi seneng ato hati yang tercabik2.
"
Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa"

Kesendirian sepertinya sudah menjadi antipati buat aku. terasa tak berasa walaupun sekali2 pedihnya ingin menggugurkan air mataku yang selama ini membeku. gmna sih rasanya kita yg dalam kondisi sedih gt melihat temen kita atau sapa gitu yang sedang bahagia? well, sulit memang bagi kita untuk tidak "susah melihat orang senang, senang melihat orang susah." tapi aku tahu, it's not the end of the world. soldier don't give, kata2 itu aku tulis di menu start laptopku. setiap aq buka menu start itu, aq seperti diingatkan oleh diriku sendiri untuk selalu dont give up. aq ga pengen mati sebelum aq meninggal...
"
Temukan diri di dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang
"


Label:

Selasa, Januari 02, 2007

2007

forget all pains
no sadness tears
there's only happiness cry
no more lose
it's time to win

only one word, FIGHT!!!




cikini
2 januari 2007



Label:

Aku ko masih merasakan terluka karena suka pada seseorang ya? Padahal sih itu sudah sekitar sebulan yang lalu aku putuskan “it’s over” ke dia. Masih saja hal-hal yang berhubungan dengan dia, walaupun itu kecil kadarnya, merupakan poin yang bikin aku sensitif. Kenapa ya?

Aku tahu dan sangat tahu kalau apa sudah aku putuskan itu adalah buah dari kesadaranku sepenuhnya. Secara logika aku sudah ambil langkah, namun secara emosional aku masih sulit untuk menjalankannya. Munafik? Apa aku bisa dibilang seperti itu ya?! Menurutku ini proses sih. Ternyata proses yang harus aku jalani itu sampai buat aku seperti orang yang kurang waras saja. Contohnya malam ini. Rasa sakit dari luka yang mengoyak serasa terasa ngilu. Di permukaannya terlihat kering tapi siapa yang tahu di dalamnya masih terjadi proses perangkaian benang-benang fibrin. Intinya, luka ini belum sembuh seratus persen. Untuk bersinggungan lagi dengan kisah cinta yang baru, aku sangsi luka ini sudah cukup kuat untuk menahannya.

Sejak dulu ternyata aku masih belum ada perubahan , yaitu aku susah untuk jatuh cinta serta berat untuk melepas cinta yang pernah tumbuh sumbur di ladang romansaku. Ada juga sih aku yang bisa lebih mudah untuk melepaskan. Orang lain banyak yang selepas putus ganti bibit baru yang lebih fresh. Ada juga yang benar-benar sudah die-hard cintanya.

Mungkin aku memang lagi sensitif malam ini sehingga hal-hal yang sehari-hari aku anggap biasa dan yang sudah diikhlaskannya kembali menjadi persoalan yang seakan-akan itu nyata hidup kembali, tapi sebenarnya aku tahu kalau itu semua hanyalah fiktif yang dibumbui oleh emosi dari diri aku sendiri. Hal seperti ini sudah sering aku alami, berkaitan dengan kisah-kisah cinta yang dahulu. Dan kesemuanya sudah aku lalui dengan hikmah-hikmah yang sudah aku ketahui. Ternyata emosi mengalahkan semua logikaku. Aku nggak seharusnya kalah dengan emosiku ini justru akulah yang mengendalikannya. Ada hal yang terdengar lirih berbisik ke aku, “nikmati masa ‘jatuh’ seperti ini.” Is that true?

Oyah, aku juga memandangi foto dia di laptopku. Dia yang tersenyum ceria dengan berbaju putih yang masih aku kenal melekat di tubuhnya. Poni rambutnya masih jatuh, tidak seperti sekarang yang sudah tumbuh memanjang sehingga berganti model menjadi poni lempar. Foto itu dibuat sehari setelah aku pertama kali bertemu dia. Aku ingat betul. Eh, kenapa kau ko justr nostalgia ya? Bukannya itu justru makin bikin aku jadi inget dia? Ntar lukaku ga sembuh donk.

Dit, ayo ‘bangun’! Kamu jangan cengeng terus menerus gini donk. Orang yang tahu tidak akan menaruh kasihan ke kamu. Mereka justru akan senang kalau kamu semangat untuk bangkit. Percuma kamu mengalah sama emosi kamu. Buat apa juga. Seandainya ini hari terakhir kamu, kamu ntar nyesel lho nggak bisa bahagia ketika hidup. So, cheer up, Dit! =)


Cikini, 26 Desember 2006

Label: