Jejak Aksara Jejak Sejarah...

Detik yang terlewati oleh manusia merupakan anugerah Tuhan yang tak akan mungkin bisa terulang, berputar atau mundur. Detik yang terlewati oleh manusia bagaimanapun adalah sebuah jejak hidup setiap manusia. Kita sering lupa akan jejak kita yang oleh kita sendirilah ia tercetak. Aku takut ia terus mengabur tanpa bekas dan sisa akan keberadaannya. Aksaralah yang membuat dia 'kan tetap ada. Untuk diingat, dipelajari, dikenang ataupun sekedar nostalgia sejenak...

Nama:
Lokasi: Jakarta, Indonesia

Rabu, Juli 18, 2007

“..waving goodbye maybe hello, keep on moving like train..”

Aku benernya ga tahu makna dari lirik itu apa tepatnya. Tapi aku ngerasa kalau aku sedang mengalami hal itu. Ada sesuatu yang membuat aku mengucapkan ‘goodbye’ kepada seseorang yang pernah ada di hatiku. Dan sekarang, aku kembali berjalan di rel kehidupan.
Apa yang sudah aku lakukan kepada dia, aku rasa ini sudah cukup. Aku tidak menyerah di kondisi ini. Aku hanya melihat kalau selanjutnya terlihat tidak memberikan kondisi yang positif, minimal buat aku. Tidak semua dari aku yang rela aku berikan kepada dia. Ya, itu karena dia bukan milikku dan belum tentu dia yang sebenarnya untuk aku. Sengaja aku simpan untuk orang dan waktu yang tepat pula.
It’s time to say ‘goodbye’. We are running on our track. We are running to our death time…


Banteng, 19 Juli 2007
09:40

Label:

Senin, Mei 21, 2007

Yang Kelam kembali datang. seperti yang lalu-lalu, dia tiba-tiba sekejab masuk menumbus pori-pori kulit, menyatu dengan sel-sel darah dan tubuh. seketika saja dia telah mengendalikan semuanya. titik serangannya sungguh ampuh, yaitu pikiran dan adrenalin. aku menjadi tidak bisa berpikir dengan jernih. yang ada hanyalah bagaimana cara membuat Yang Kelam tertawa. aku pun melakukan tindakan yang sebenarnya telah kutekadkan untuk menjauhi dan meninggalkannya. bahkan aku sudah mulai mengakrabi Lentera dimana dia bisa tetap membuat aku selalu tersinari dengan cahaya yang menghangatkanku.
aku merasa menjadi seorang yang munafik. begitu cepat aku terperdaya oleh muslihat Yang Kelam. bagimanapun yang kubutuhkan saat ini dan untuk selanjutnya adalah cahaya dari Lentera. walaupun suatu saat aku pasti akan melakukan perbuatan Yang Kelam tapi dengan kondisi akulah yang mengendalikannya, bukan aku yang ia setir.
In the name of Allah All Mighty, I'm hiding from the cursed evil's whisper. amen...

Label:

Minggu, Mei 20, 2007

"...i want you to hold me in your soul
it makes me easy makes me fine
but how that dream will be come true
will it be tomorrow i don't know..."

well, aku memang ga tahu gimana tentang aku dengan dia. aku tidak mengatakan kalo aku sudah menyerah berjuang untuk dia namun aku sendiri pun ternyata ada pertimbangan lain. salah satunya yaitu respon dari bapak sendiri yang sepertinya sangat kurang mendukung akan hubunganku dengan dia bila terjadi. selain itu, aku pun juga harus mengevaluasi terhadap apa yang sudah aku lakukan, termasuk action-action yang sudah aku tunjukkan. apakah ini bisa dibilang perasaan sayangku padanya 'hanya segini saja' ataukah memang wajar kalau aku melakukan hal ini?

terus terang, setelah aku merasa 'kecewa' terhadap temannya, aku menjadi menjaga jarak kepadanya. maksudnya bukan memutuskan pertemanan namun aku menjadi berhati-hati dalam menceritakan apa yang aku rasakan atau opini pribadiku. dia yang kukira bisa menjadi teman untuk curhat dengan harapan bisa mendapat rasa 'safe' ternyata tidak seperti yang aku kira. ok, memang dia kecenderungan mendukung temannya daripada aku dan itu wajar. siapa gw juga bagi dia dan siapa dia bagi gw. akibat dari itu, aku jadi kurang percaya sama dia sekalipun apa yang dia katakan ke aku itu menyenangkan buat aku.

dengan dia, aku jadi merasa lebih enjoy dan rilex. justru sekarang aku panggil dia dengan panggilan yang sebenarnya bisa dibilang mesra sih tapi aku mah bodo amat. toh dia sudah tahu gimana perasaanku ke dia. mungkin saat ini aku bisa lebih menjadi 'aku' sebagai teman. malahan kl komunikasi secara teman, kayaknya lebih bisa terbuka dan jujur. siapa tahu dengan saling terbuka itu, ada chemestry baru yang lebih dahsyat. who knows. hidung sapa, coba...

Label:

Sewaktu aku pulang ke Surabaya, naik kereta Sembrani, aku bersebelahan sama seorang ibu. tebakan awalku dia berumur 40-an awal. setelah ngobrol ngobrol ngobrol, ternyata dia kerja di perusahaan future financing. ada di dalamnya forex, index kaya gitu. kantornya ada di BEJ tower 2 lantai 29 (eh bener ga ya?!). aku tanya ke dia apa masih ada lowongan posisi di sana. dia bilang kalo bisa langsung datang nemuin dia. aku bilang kalo adikku baru lulus dari s1 akuntansi. selain itu ada nama yang aku ingat jelas yaitu lina a.k.a bunda aisha, beserta teman-temannya. mereka belum lulus sih tapi paling nggak itu bisa jadi informasi yang InsyaAllah bisa berguna buat mereka. ibu itu, yang namanya Bu Kismi, cerita kalo anaknya lagi sekolah di int'l school di semarang. aku sedikit ngelirik ada foto cewek yang jadi wallpaper di hp bu kismi. sepertinya itu foto anaknya yang dimaksud. bu kismi ternyata ngasih tunjuk ke aku kalo itu foto anaknya. hm, manis juga. hehehe...

ketika baliknya dari surabaya, aku bersebelahan dengan seorang bapak. dari awal, bapak ini udah asyik ngobrolnya. ternyata beliau pns juga dari perhutani, yang sekarang kerja diperbantukan di dana pensiun perhutani. dia lantas cerita-cerita tentang anaknya. anaknya ada 3. yang sulung sudah nikah, kelahiran 83, namanya sita. yang kedua kelahiran 85, namanya sally. dan yang terakhir cowok, aku lupa namanya. ko ya bapak itu, Pak Sigit, nanya aku sudah punya pacar ato belum. aku jawab belum. trus beliau nawarin mo ngenalin aku ke anaknya yang namanya Sally. setelah tukeran nomor hp, aku ngelirik Pak Sigit ngetik sms. duh nikin GR aja isi sms-nya. ah, ga usah aku tulis di blog ini. malah aku dikasih nomor hp Sally. wuahhh, alhamdulillah ada koneksi juga. heheheh.

Baik Bu Ismi maupun Pak Sigit, perkenalan aku sama mereka aku anggap rejeki. soalnya aku jadi kenal sama orang baru yang sementara ini aku lihat orangnya baik-baik. yah, sopo ngerti ada sisi positif yang bisa aku dapetin dari mereka. dan mereka juga dapet manfaat dari aku. satu lagi, what a wonderfull world....

Label:

Sabtu, Mei 19, 2007

Sepertinya tampak datang, namun sekarang kembali pergi. apakah tidak untuk saat ini? ataukah memang bukan untukku???

Label:

Minggu, Februari 04, 2007

Kehidupan seperti sebuah perjalanan. Ketika kita lahir adalah keberangkatan kita dan ketika ajal datang maka berakhir pula ekspedisi kita.

Di jalanan pastilah temui jalan berkelok, lubang-lubang, licin dan lain-lain. Mau tidak mau dengan berbagai cara, rute tersebut harus kita tempuh.

Caraku dan caramu bisa berbeda. Aku bisa berpendapat kalau cara kamu itu salah dan menjadi sangsi bagiku apakah dengan cara itu rute tersebut bisa dilewati. Menurutmu itu bisa, entah dari sisi mana kamu melihat. Kamu pun bisa menilai caraku tidak cocok. Kalau dipikir-pikir, ngapain juga kita saling menyalahkan gara-gara kita beda. Namun, dalam hati, aku punya perasaan nggak pengen kamu celaka karena kamu pake cara yang menurutku salah. Di sudut kamu, aku yakin kamu punya pikiran dan niat yang sama denganku. Kita berkebalikan. Yang menurutmu salah, bagiku benar. Dan aku memandang cara kamu itu salah padahal itu kamu lakukan karena benar. Salah dan benar adalah relatif. Lalu, gimana kita bisa tahu cara mana yang benar? Seperti filosofi badan gajah. Baik aku dan kamu sama-sama dalam keadaan buta, sama-sama memegang bagian gajah yang berbeda. Menurutku, gajah itu bentuknya seperti tali karena aku memegang bagian ekornya. Sedangkan menurutmu,gajah itu seperti tiang karena kaki gajahlah yang kamu pegang.

Sebenarnya apa yang kita yakini benar itu benar adanya, tapi belum sempurna. Seperti rangkaian puzzle, harus ada yang membawa bagian lain sehingga kita tahu bagian itu walaupun kita tidak memegangnya. Sekalipun bentuknya aneh dan mengherankan, itu harus kita terima sebagai unsur lain yang ternyata juga gajah. Kalau kita hanya terpaku pada persepsi kita sendiri saja, kita tak akan pernah tahu bagaimana bentuk gajah itu sebenarnya secara keseluruhan. Bagaimana kita bisa tahu bentuk aslinya kalau kita tak mau menerima bentuk yang orang lain yakini.

Ternyata menjadi open minded itu tidaklah gampang. Kita terbentur oleh sesuatu yang telah kita yakini, mana yang benar dan salah, sehingga hal-hal lain yang bertentangan dengan itu menjadi “musuh”. Di samping itu, ada ego kita ikut berbicara. Ia tak ingin dikalahkan dan orang lain lah yang harus ikut dia. Ya gimana lagi, perbedaan merupakan bagian dari kehidupan dan dengan perbedaan itulah kita bisa menemukan bentuk “gajah” yang sebenarnya.

Kalau kehidupan seperti perjalanan, lalu inti dari kehidupan itu sebenarnya apa ya? Apakah cara yang kita pakai untuk menempuh rute atau hal-hal yang kita dapat selama di perjalanan yang bisa dibawa untuk menjadi bekal? Atau ada yang lain?

Cikini, 28 Desember 2006

23:36 WIB

Label:

Bahkan keadilan Tuhan yang telah ditunjukkan di kitab suci pun mereka sanggah, apalagi keadilan dari manusia.


But I still haven't found what I'm looking for

But I still haven't found what I'm looking for

-U2-

Label:

Orang lebih banyak menghabiskan waktu senggangnya di hadapan televisi daripada memindai ilmu dari buku-buku bermutu. Memangnya tidak ada ilmu dari televisi? Ada kok, tapi bagaimana dengan televisi di Indonesia? Semisal contoh, pagi sudah ada acara OB di RCTI. Setelah itu muncul sinetron-sinetron yang mengedepankan jeritan-jeritan emosi, kelamoran, perilaku anak berseragam sekolah yan kabur akan cerminan nilai edukasi, acting yang kaku dan dibuat-buat, make-up ga naturalis juga alur cerita yang nggak banget. Itu baru sinetron remaja, belum lagi sinetron reliji yang semakin menjauhkan makna agama itu sendiri. Lihat saja, hampir semua episode penuh dengan hal-hal mistis dan dipadu dengan unsur-unsur dari sinetron remaja ‘icik-icik’ tadi. Banyak ko yang nonton dan ngikuti ceritanya. Itu kan tandanya mereka suka?! Memang, ceritanya bisa diikuti. Mereka tak punya pilihan akan tontonan yang variatif dari stasiun tv. Mau tidak mau tayang seperti itulah yang mereka tonton. Masih belum lupa smackdown kan? Smackdown sukses dibredel karena adanya korban jiwa anak-anak dibawah umur. Lalu, apa beda antara smackdown dengan buser, sergap, patroli atau apalah itu yang menyajikan dunia kriminal yang sebenarnya sangat tidak “welcome” dengan dunia anak-anak. Hampir semua stasiun televisi menayankan pada jam makan siang atau waktu istirahat di rumah. Apakah waktu istirahat selayaknya diisi dengan informasi perampokan, perkosaan atau penemuan mayat yang sudah menbusuk?

Sepertinya membicarakan orang lain sudah merupakan budaya di negeri kita. Buka kebiasaan lagi, tapi sudah masuk level budaya. Kenapa sih seakan ktia menikmati melihat orang yang sedang dalam proses perceraian, ada orang ketiga, pembunuhan artis atau apalah. Satu stasiun tv bisa mempunyai program infotaintment lebih dari satu, yang dalam satu hari berkali-kali ditayangkan berita yang itu-itu saja. Itu baru satu tv, belum yang lain. Kita Cuma bisa melihat dan mencibir. Apakah ada solusi yang ditawarkan kepada orang yang disorot itu dari masyarakat? Justru kalau masalahnya semakin ramai, semakin seru juga orang menikmatinya. Apakah kamu mauhanya sekedar dicibir, diomongin dan tidak mendapatkan solusi dari orang lain ketika kita punya masalah?

SEMUA KARENA STASIUN TELEVISI MENCEKOKI MEREKA DENGAN TAYANG-TAYANG ITU. Masyarakat hampir tidak pernah disuguhi tayang yang edukatif tapi menyenangkan. Efeknya, masyarakat menjadi berbudaya seperti yang ada di televisi, yang menurutku justru membuat mental menjadi mundur.

Kita pengen jadi bangsa yang maju tapi kita sendirilah yang mengikat diri kita sehingga tidak akan pernah maju….

Surabaya

4 Februari 2007

19:40

Label:

Senin, Januari 29, 2007

Dunia adalah sebatas dimensi yang ada dalam pikiran kita. Nilai, cita, rasa dan persepsi saling berangkaian membentuk batas-batas imajinatif namun terasa nyata. Masing-masing dari kita mempunyai dunia yang sangat bisa berbeda dengan individu yang lain. Itu semua berdasar dari unsur-unsur yang mereka punyai sebagai dasar pemikirannya. Namun itu adalah dunia mikro yang eksis dan hanya merupakan bagian yang sangat kecil dari dunia makro, dunia yang telah Ia ciptakan. Dunia makro adalah dunia yang menjangkau semua dunia mikro tanpa memandang keberbedaan yang terjadi di dunia mikro. Di dalamnya semua saling berkaitan, bergandengan dan berpaduan.
Kita, manusia, hanya bisa menjangkau dunia mikro saja. Tidak ada kemampuan dari kita untuk menyentuh keseluruhan bagian pada dunia makro. Karena ketidakmampuan itulah kita bisa menjadi picik dengan menganggap dunia selain dunia kita adalah salah. Bukankah kita semua berasal dari hal yang Satu? Bila kita berasal dari satu sumber, pastilah kita adalah unsur yang sama. Komposisi, naluri, nurani dan bahkan nafsu yang sama.
Seandainya nih ya, semua perbedaan bisa dirangkai dengan benang-benang cinta, bisa saja sedikit misteri dari dunia makro bisa kita ungkap bersama. Beberapa langkah kita lebih mengenal Dia.


Wahidin 1
30 Januari 2007
10:10

Label:

Selasa, Januari 23, 2007

Ketika kusadari sudah
Ada ruang di hatiku yang kau sentuh
Dan ketika kusadari sudah
Tak selalu indah cinta yang ada

Mungkin memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Adakah ku singgah di hatimu
Mungkinkah kau inginkan adaku
Akankah ku sedikit di hatmu
Bilakah ku mengganggu harimu
Mungkin kau tak inginkan adaku
Adakah ku sedikit di hati

Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hatiku

Bila cinta kita takkan tercipta
Kuhanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku oh singgah di hatimu
Dan bilakah kau tahu
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hati
Akankah ku di hatimu


untitled
-maliq & the essential-

well, lagu itu sepertinya bakalan jadi lagu evergreen yang enak didengerin sampai kapan aja. Aku yakin banget kalau lirik lagu ini ngena banget buat yang mengalami percintaan, terutama yang berujung sad-ending.
“bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumiliki”
ketika suatu kekuatan gaib telah datan ke kita, ketika itulah ada perubahan yang kita alami. Pintu ruang kosong yang tersedia di hati kita tiba-tiba terketuk. Entah siap atau tidaknya kita, suara ketukan itu memancing gaung yang akan menyentuh di tiap milimeter dindingnya.
“ketika kurasakan sudah
ada ruang di hatiku yang kau sentuh”
ah, perasaan cinta tak ada habisnya untuk diangkat, entah itu dipuja, dicaci, ditangisi dan bahkan ditertawai. Terlepas dari itu semua, kita selalu bertanya-tanya, awalnya, bagaimana perasaan dia kepada kita. Bayang-bayang dia selalu menghantui pikiran kita. Sekalipun itu maya, dengan dorongan cinta, ilusi itu serasa nyata. Berbagai ide direalisasikan dengan tujuan untuk mendapat kesan dari dia. tentu saja kita harapkan kesan yang menarik. Tetap saja kita tak bisa berhenti bertanya apakah kita telah terpatri di dalam pikirannya, sebagaimana dia pada kita.
“adakah ku singgah di hatimu
mungkinkah kau inginkan adaku
adakah ku sedikit di hatimu”
kadang-kadang, kita nggak sadar kalau apa yang kita tunjukkan ke dia itu berliebihan. Justru buat dia bete, bukannya senang. Kembali kita interview diri kita sendiri tanpa kita jawab dengan benar. Segala harapa kita pinta supaya dia, setidaknya, menganggap kita ada.
“bilakah ku mengganggu harimu
mungkin kau tak inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu”
yah, ternyata cinta pun bisa bertepuk sebelah tangan, contohnya, orang yang kita sayangi telah menitipkan hatinya untuk pada orang lain. Apakah kita akan merebutnya dengan paksa? Bisa saja kita menang dan bahagia karena relah mendapatkan cia tapi apakah sejahat itukah cinta sehingga melegalkan sebuah pencurian? Selain itu kita tak bisa terjamin untuk tidak direbut oleh orang lain.
“bila cinta kita takkan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
adakah diriku oh singgah di hatimu
dan bilakah kau tahu
kaulah yang ada di hatiku”
love is not talking bout win or lose. But it talks about passion, understanding, willingness, favour and lack of ego.


Cikini 23 januari 2007
23:32


nb : thank you, because i felt a love again

Label: