Jejak Aksara Jejak Sejarah...

Detik yang terlewati oleh manusia merupakan anugerah Tuhan yang tak akan mungkin bisa terulang, berputar atau mundur. Detik yang terlewati oleh manusia bagaimanapun adalah sebuah jejak hidup setiap manusia. Kita sering lupa akan jejak kita yang oleh kita sendirilah ia tercetak. Aku takut ia terus mengabur tanpa bekas dan sisa akan keberadaannya. Aksaralah yang membuat dia 'kan tetap ada. Untuk diingat, dipelajari, dikenang ataupun sekedar nostalgia sejenak...

Nama:
Lokasi: Jakarta, Indonesia

Selasa, Januari 23, 2007

Ketika kusadari sudah
Ada ruang di hatiku yang kau sentuh
Dan ketika kusadari sudah
Tak selalu indah cinta yang ada

Mungkin memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Adakah ku singgah di hatimu
Mungkinkah kau inginkan adaku
Akankah ku sedikit di hatmu
Bilakah ku mengganggu harimu
Mungkin kau tak inginkan adaku
Adakah ku sedikit di hati

Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa cintamu tak dapat kumiliki
Salahkah ku bila
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hatiku

Bila cinta kita takkan tercipta
Kuhanya sekedar ingin tuk mengerti
Adakah diriku oh singgah di hatimu
Dan bilakah kau tahu
Kaulah yang ada di hatiku

Kau yang ada di hati
Akankah ku di hatimu


untitled
-maliq & the essential-

well, lagu itu sepertinya bakalan jadi lagu evergreen yang enak didengerin sampai kapan aja. Aku yakin banget kalau lirik lagu ini ngena banget buat yang mengalami percintaan, terutama yang berujung sad-ending.
“bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumiliki”
ketika suatu kekuatan gaib telah datan ke kita, ketika itulah ada perubahan yang kita alami. Pintu ruang kosong yang tersedia di hati kita tiba-tiba terketuk. Entah siap atau tidaknya kita, suara ketukan itu memancing gaung yang akan menyentuh di tiap milimeter dindingnya.
“ketika kurasakan sudah
ada ruang di hatiku yang kau sentuh”
ah, perasaan cinta tak ada habisnya untuk diangkat, entah itu dipuja, dicaci, ditangisi dan bahkan ditertawai. Terlepas dari itu semua, kita selalu bertanya-tanya, awalnya, bagaimana perasaan dia kepada kita. Bayang-bayang dia selalu menghantui pikiran kita. Sekalipun itu maya, dengan dorongan cinta, ilusi itu serasa nyata. Berbagai ide direalisasikan dengan tujuan untuk mendapat kesan dari dia. tentu saja kita harapkan kesan yang menarik. Tetap saja kita tak bisa berhenti bertanya apakah kita telah terpatri di dalam pikirannya, sebagaimana dia pada kita.
“adakah ku singgah di hatimu
mungkinkah kau inginkan adaku
adakah ku sedikit di hatimu”
kadang-kadang, kita nggak sadar kalau apa yang kita tunjukkan ke dia itu berliebihan. Justru buat dia bete, bukannya senang. Kembali kita interview diri kita sendiri tanpa kita jawab dengan benar. Segala harapa kita pinta supaya dia, setidaknya, menganggap kita ada.
“bilakah ku mengganggu harimu
mungkin kau tak inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu”
yah, ternyata cinta pun bisa bertepuk sebelah tangan, contohnya, orang yang kita sayangi telah menitipkan hatinya untuk pada orang lain. Apakah kita akan merebutnya dengan paksa? Bisa saja kita menang dan bahagia karena relah mendapatkan cia tapi apakah sejahat itukah cinta sehingga melegalkan sebuah pencurian? Selain itu kita tak bisa terjamin untuk tidak direbut oleh orang lain.
“bila cinta kita takkan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
adakah diriku oh singgah di hatimu
dan bilakah kau tahu
kaulah yang ada di hatiku”
love is not talking bout win or lose. But it talks about passion, understanding, willingness, favour and lack of ego.


Cikini 23 januari 2007
23:32


nb : thank you, because i felt a love again

Label: